1 Indonesia akan menjadi negara tujuan ekspor baja China

Tanggal 20 Oktober, yaitu hari Minggu ini, akan menjadi momen bersejarah, Indonesia akan menyambut pergantian presiden, dari 2014 hingga 2024, pemimpin lama Joko yang menjabat selama 10 tahun akan segera mengundurkan diri, Prabowo akan menggantikan sebagai presiden baru untuk periode 2024-2029, apa saja yang menarik dari pelantikan presiden kali ini:

Pertama, upacara pelantikan presiden akan diadakan pada tanggal 20 Oktober pukul 10 pagi, di gedung parlemen Indonesia, mantan presiden Indonesia, wakil presiden, dan perwakilan dari negara sahabat akan hadir, di bawah pimpinan ketua DPR, presiden baru Prabowo dan wakil presiden Gibran akan mengucapkan sumpah jabatan, presiden baru Prabowo akan memberikan pidato pelantikan, mengumumkan kebijakan dan ide-ide pemerintahan untuk lima tahun ke depan, biasanya setelah menyelesaikan upacara pelantikan, dalam perjalanan dari gedung parlemen ke istana presiden, presiden dan wakil presiden akan ikut serta dalam parade perayaan dan berinteraksi dengan masyarakat.

Kedua, upacara pelantikan kali ini akan menciptakan sejarah baru bagi Indonesia, Prabowo akan menjadi presiden tertua di Indonesia, berusia 73 tahun, sementara Gibran akan menjadi wakil presiden termuda, berusia 37 tahun, 73 dan 37, kebetulan adalah pertukaran dua angka. Kombinasi "tua-muda" seperti ini adalah yang pertama di dunia politik Indonesia.

Ketiga, setelah menyelesaikan upacara pelantikan pada tanggal 20 Oktober, pada tanggal 21 Oktober, presiden baru Prabowo akan mengumumkan anggota kabinet baru. Indonesia menerapkan sistem kabinet presiden, presiden memiliki kekuasaan mutlak untuk menunjuk anggota menteri kabinet, kali ini diharapkan akan ada perluasan yang sangat besar, dari 34 kementerian di pemerintahan Joko diperluas menjadi 46 kementerian di kabinet Prabowo, dan sejumlah besar menteri kabinet Joko akan masuk ke kabinet Prabowo, yang sebagian besar berarti kesinambungan kebijakan pemerintahan.

Pergantian pemerintahan Indonesia kali ini, karena hubungan khusus antara Joko dan Prabowo, dapat dianggap sebagai salah satu transisi pemerintahan yang paling siap dan memiliki kesinambungan kebijakan yang paling kuat, semoga di bawah kepemimpinan presiden baru Prabowo, ekonomi Indonesia dapat berkembang lebih baik, dan kerja sama Indonesia-China dapat meningkat.

2 Joko mengembangkan industri hilir nikel Indonesia secara besar-besaran

Salah satu prestasi pemerintahan Joko adalah industri pertambangan hilir, rencana ini telah menjadi pilar Indonesia, dan berhasil meningkatkan nilai tambah dari produksi pertambangan mentah menjadi barang jadi yang matang. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa Indonesia akhirnya mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda dari proyek hilir ini. Saat ini, nilai ekspor nikel mencapai 34 miliar dolar AS, meloncat dari sebelumnya 330 triliun rupiah menjadi sekitar 510 triliun rupiah.

Keberhasilan hilir nikel domestik berasal dari larangan ekspor bijih nikel ke luar negeri sejak tahun 2020, bukan tanpa tantangan, kebijakan larangan ekspor ini juga mendapat gangguan di seluruh dunia, termasuk Uni Eropa (UE) yang menantang kebijakan ini di Organisasi Perdagangan Dunia. Meskipun Indonesia kalah, negara ini adalah negara berdaulat, kepentingan negara adalah segalanya, pemerintah tidak dapat mendengarkan perintah siapa pun. Sekarang yang terpenting adalah, Indonesia telah mulai mengembangkan industri nikel menjadi ekosistem besar untuk mobil listrik (EV), impian untuk membangun ekosistem mobil listrik yang kuat dan terintegrasi mulai terwujud.

Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), fasilitas pengolahan dan pemurnian nikel Indonesia (pabrik peleburan), baik yang sudah beroperasi, sedang dibangun, atau yang ingin dibangun, telah mencapai total 116 unit, seperti yang dikatakan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang mempercepat pengelolaan mineral dan batubara.

Pabrik peleburan yang menggunakan proses metalurgi pyrometalurgi atau pabrik pengolahan nikel berkualitas tinggi (limbah tanah) mencapai 97 unit, sementara 19 unit menggunakan proses metalurgi hidrometalurgi untuk nikel berkualitas rendah (limonit).

Hingga saat ini, total pabrik peleburan yang tersedia adalah 116 unit, belum termasuk pabrik peleburan terbaru. Pabrik peleburan nikel sekunder (tipe pyrometalurgi) semakin besar, direncanakan untuk membangun 28 pabrik peleburan baru, 10 pabrik peleburan yang menggunakan proses metalurgi hidrometalurgi saat ini sedang dalam tahap perencanaan. Kebutuhan masing-masing adalah 130 juta ton per tahun (pyrometalurgi) dan 54 juta ton per tahun (hidrometalurgi), Indonesia memiliki 44 pabrik peleburan nikel pyrometalurgi dan 3 pabrik peleburan nikel hidrometalurgi. Dalam data awal 2024, masih ada satu pabrik peleburan nikel yang sedang dibangun. Ada 25 pabrik peleburan pyrometalurgi yang sedang dibangun, dan 6 pabrik peleburan hidrometalurgi.

Sebelumnya, Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini memiliki cadangan logam nikel sekitar 50-60 juta ton. Wakil menteri yang bertanggung jawab atas investasi dan koordinasi pertambangan di Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi menyatakan bahwa berdasarkan jumlah ini, sisa cadangan nikel Indonesia diperkirakan dapat bertahan selama 25-30 tahun. Namun, dengan dimulainya proyek pabrik peleburan nikel yang sedang dibangun saat ini, sisa umur cadangan nikel diperkirakan akan berkurang menjadi 20 tahun. Sekarang masalahnya adalah kapasitas, sedang dibangun sekitar 1 juta ton logam nikel, jadi jika tambang siap mencapai 1 juta ton, kapasitas mungkin akan menurun, yang akan membuat cadangan turun di bawah 20 tahun, tujuan mereka adalah dapat bertahan selama 20-25 tahun.

Oleh karena itu, saat ini pemerintah juga berusaha mengembangkan industri pabrik daur ulang baterai mobil listrik, karena dari proses ini setidaknya dapat mengekstrak kembali 99% nikel. Teknologi yang mereka miliki saat ini dapat mendaur ulang 99% nikel dari baterai bekas, Morowali sudah memiliki fasilitas daur ulang baterai, mereka juga merencanakan untuk membangun satu lagi, sehingga pada akhirnya Indonesia tidak hanya akan memproduksi nikel dari pertambangan, tetapi juga melakukan daur ulang.